Jumat, 18 Oktober 2013

Sekilas Awal Penegakan Daulah Islam




Pada bulan Januari 2006, Tandzim Al-Qo’idah fi Biladir Rofidain bersama dengan kelompok Jihad Sunni di Irak lainnya, membentuk sebuah wadah perjuangan bersama, sebagai upaya penyatuan barisan Jihad dan Mujahidin agar perjuangan dan perlawanan semakin terarah dan pertolongan Alloh Subhana wa ta’ala-pun semakin tercurah kepada mereka.

Sekilas Tentang Majelis Syuro Mujahidin

Majelis Syuro Mujahidin adalah gabungan dari beberapa Jamaah Jihad Sunni di Irak, yaitu:
1. Tandzim Al-Qaeda Irak
2. Jaisy Thoifah Manshuroh
3. Saroya Anshor Tauhid
4. Saroya Jihad Islami
5. Saroya Al-Ghuroba
6. Kataib Al-Ahwal

Belakangan, ada dua Tandzim jihad lain di Irak yang turut bergabung dalam Majelis Syuro, yakni Jaisy Anshar Al-Sunnah Wal Jama’ah dan Kataib Al Murobithin.


Berdasarkan pernyataan Juru Bicara Majelis Syuro Mujahidin, Abu Maisaroh Al-Iroqi, yang dirilis situs Alhesbah (15/12/1426, atau 15-1-2006), Majelis ini dibentuk untuk tujuan berikut ini:

1. Mentertibkan arah pertempuran melawan Agresor Salibis dan Kaum Murtaddin

2. Menyatukan kalimat dan barisan Mujahidin dalam rangka merealisasikan perintah Alloh untuk bersatu memegang tali-Nya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” (QS. Ali Imron: 103)

3. Memaklumatkan Manhaj Islam yang jelas dalam berjihad melawan orang-orang kafir, yaitu tidak meletakkan senjata sampai tercapai firman Alloh Ta‘ala:
 “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah...” (QS. Al-Anfal: 39)

4. Berdiri satu barisan dalam jihad, menangkal agen-agen Salibis yang ingin memetik hasil jerih payah dari jihad, yang ingin menghalangi diberlakukannya syariat Alloh seperti yang sering menimpa kaum muslimin ketika mereka berhasil meraih kemenangan. Maka, mujahidin akan melawan siapa saja yang menghalangi penegakkan syariat Islam, dan mereka tidak membedakan antara thoghut Barat dan thoghut Arab.

5. Mengambil persamaan sikap dalam menghadapi berbagai isu dan peristiwa, sehingga masyarakat tidak gamang menyikapi peristiwa tersebut, yang benar tidak dicampur yang batil, dan agar mereka mengerti bahwa kebenaran memiliki pasukan Mujahidin sebagaimana kebatilan juga memiliki para pembela.

6. Majelis Syuro mengajak semua mujahidin untuk bersatu dan merapatkan barisan. Dan pintu bergabung dengan majelis ini terbuka lebar bagi siapa saja yang berkeinginan membela agama Alloh dan meraih kecintaan-Nya. Alloh Ta‘ala berfirman:
 “Sesungguhnya Alloh menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shoff: 4)

Maka di bentuklah wadah itu dengan nama Majelis Syuro Mujahidin Irak, dan semua kelompok tadi langsung meleburkan diri kepada Majelis Syuro ini, sehingga kelompok-kelompok tersebut sudah tiada lagi dan berganti menjadi Majelis Syuro Mujahidin dan diangkat pemimpinnya waktu itu ialah Asy-Syahid Asy-Syaikh Al-Mujahid Bathol Ul-Islam wa Asad Ur-Rofidain Abu Mush’ab Al-Zarqowi Rohimahullohu ta’ala.  Dan sejak dibentuknya Majelis Syuro Mujahidin ini, dampak perlawanan dan perjuangan pun semakin gemilang dari hasil-hasil yang diperoleh dan dari dukungan ummat islam di Irak.

Pada bulan maret untuk pertama kalinya Syaikh Abu Mush’ab Al-Zarqowi muncul dalam tayangan video, beliau memberikan khutbahnya sekaligus melakukan pertemuan dengan para petinggi Militer Majelis Syuro Mujahidin Irak, rekaman ini di buat di provinsi Al-Anbar dan kedatangan beliau langsung disambut oleh puluhan personil Mujahidin, kemudian beliau mencoba senjata baru hasil rampasan dari tentara amerika dan roket yang berhasil dimodifikasi oleh Mujahidin dan di beri nama Roket Al-Qo’idah.

Pada bulan Juni, tentara amerika dan tentara murtad irak mengetahui keberadaan Syaikh Abu Mush’ab, maka mereka langsung melakukan operasi pembunuhan terhadap beliau, dan akhirnya beliau menemui kesyahidan-nya –itulah harapan kami kepada Alloh ‘Azza wa Jalla, agar memasukkan beliau ke barisan para Syuhada’ dan memberikan beliau rahmat yang seluas-luasnya-. Kematian beliau tentu sangat menyedihkan hati para Mujahidin dan umat Islam, tapi kesedihan tidaklah mengendurkan semangat dan tekad Para Mujahidin. Para Mujahidin telah berjanji untuk membalas kematian beliau, bersama pemimpin Majelis Syuro Mujahidin yang baru yakni Asy-Syaikh Al-Mujahid Abu Hamzah Al-Muhajir perlawanan dari mujahidin semakin meningkat dan berlipat eskalasi-nya. Amerika bersama sekutunya termasuk pemerintah murtad irak salah perhitungan, kematian Syaikh Abu Mush’ab ternyata tidak melemahkan perlawanan Mujahidin, tapi justru sebaliknya kematian Syaikh Abu Mush’ab telah menjadi sumbu baru dalam menyalakan api perlawanan terhadap kaum kuffar dan kaum mutad di Irak.

Dalam perjalanannya, Majelis Syuro Mujahidin semakin banyak menguasai daerah-daerah di Irak. amerika beserta sekutunya dan pemerintah murtad Irak telah banyak meninggalkan sebagian besar wilayah irak dan mereka hanya tinggal berkuasa di zona hijau [insya Alloh akan menjadi zona kematian bagi mereka], tetapi sayang kejadian ini tidak pernah diberitakan oleh media-media pemberitaan dari barat dan timur. Dengan semakin banyaknya daerah yang di taklukkan dan dikuasai oleh Mujahidin dari Majelis Syuro, maka umat islam Irak mulai menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Majelis yang penuh berkah ini, bahkan beberapa kelompok lainpun mulai bergabung kepada Majelis ini, kelompok itu ialah; Jama’ah Al-Murobithin & Saroya Anshor Ut-Tauhid Wa As-Sunnah, kemudian ada kelompok lainnya yakni Jundu Us-Shohabah dan Jaisy Al-Fathihin yang beraliansi dengan Majelis Syuro tapi mereka tidak meleburkan diri kepadanya.

Dengan semakin luasnya daerah yang berhasil ditaklukan dan di kuasai oleh Majelis Syuro Mujahidin Irak, serta dukungan yang terus berdatangan dari berbagai golongan umat Islam di Irak, maka Pada tanggal 15 oktober 2006 bertepatan dengan 22 romadhon 1427 Hijriah, Majelis Syuro Mujahidin Irak bersama dengan kelompok yang beraliansi dengan mereka di tambah dengan Harokah Fursan Ul-Tauhid dan Jundu Millah Ibrohim serta berbagai kabilah dan suku di Irak seperti; Al-Dulaim, Al-Jabbur, Al-Ubaid, Zuubaa, Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyiin, Al-Halaliyiin, Al-Mushohada, Al-Dayniya, Bani Zayd, Al-Mujamaa’, Bani Shommar, Inaza, Al-Suwaidah, Al-Nu’aim, Khazraj, Bani Al-Hiim, Al-Buhayrat, Bani Hamdan, Al-Sa’adun, Al-Ghonim, Al-Sa’adiya, Al-Ma’awid, Al-Karabla, Al-Salman dan Al-Qubaysat; memproklamirkan berdirinya DAULAH ISLAM IRAK, dengan wilayah meliputi Baghdad, Al-Anbar, Diyala, Kirkuk, Sholahuddien, Ninawah, Babil dan Al-Wassat. Dan diba’iat Asy-Syaikh Al-Mujahid Abu ‘Umar Abdulloh Ar-Rosyidi Al-Husaini Al-Quroisyi Al-Baghdadi sebagai Amirul Mukminin DAULAH ISLAM IRAK.



Sedangkan susunan pemerintahan Daulah Islam Iraq adalah sebagai berikut:

1. Amirul Mukminin : Abu Umar Al Bagdadi
2. Pembantu Amir Utama : Syaikh Abu Abdur Rahman Al Falahi
3. Menteri Perang : Abu Hamzah Al Muhajir
4. Menteri Dewan Syari’at : Syaikh Prof. Abu Ustman At Tamimi
5. Menteri Perhubungan Umum : Prof. Abu bakar Al juburi
6. Menteri Keamanan Umum : Prof. Abu Abdil Jabbar Al Janabi
7. Menteri Penerangan : Syaikh Abu Muhammad Al Masyahadani
8. menteri Urusan Syuhada’ dan Tawanan : Prof. Abu Abdil Qodir Al ‘Isyawi
9. Menteri Perminyakan : Ir. Abu Ahmad Al Janabi
10. Menteri Pertanian dan Perikanan : Prof. Musthafa Al A’roji
11. Menteri kesehatan : dr. Abu Abdillah Az Zaidi

Berikut ini kami petikkan salah satu ucapan bai’at dari kelompok-kelompok Jihad tadi atas Abu Umar Al Quroisy Al Husaini Al Bagdadi;”Saya katakan kepada amir dan syaikh kami yang tercinta: laksanakanlah apa yang Allah perintahkan di dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Sungguh demi Allah yang telah mengangkat langit tanpa tiang seandainya engkau membawa kami menyeberang lautan, pasti kami akan menyeberang bersamamu. Dan tidak ada seorangpun diantara kami yang tertinggal. Karena sejak hari ini kami adalah tentara-tentaramu yang gagah berani dan tulus. Maka bawalah kami mengarungi berbagai musibah dan mara bahaya apapun yang engkau inginkan, pasti tidak akan engkau dapatkan dari kami selain mendengar dan taat pada apa yang engkau katakan dan mentaati apa yang engkau perintahkan.”
 


Sumber:
Naskah Proklamasi Daulah Islam Iraq, Judul asli I’lamul Anam Bi Miladi Daulatil Islam yang disusun oleh Dewan Syariah Daulah Islam Iraq. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Al Qoidun Grup.