Sungguh mengherankan mendapati banyak ‘ulama’, ketika
mereka ditanya oleh berbagai chanel berita tentang pandangan mereka terhadap Al
Qaidah, para ulama dan cendekiawan muslim ini berkata, mereka tidak memahami
manhaj perjuangan Al Qaidah, mereka tidak mengerti metodologi Al Qaidah!!!
Apakah manhaj Al Qaidah begitu sulit dan rumitnya,
sehingga bahkan para ulama muslim tidak bisa memahaminya?
Ataukah fikrah Al Qaidah itu sedemikian misterius?
Benarkah mafahim Al Qaidah sedemikian peliknya
sehingga para ulama tidak mampu memahaminya secara menyeluruh?
Jika Anda bertanya pada para ulama ini, tentang visi
atau fikrah atau mafahim dari berbagai harakah islam, berbagai tanzim
(organisasi) atau partai islam, baik yang lama atau yang baru berdiri, yang
besar atau yang kecil, organisasi yang popular ataupun yang tidak, maka menjadi
satu ‘aib’ yang ‘tidak dapat diterima’ jika para ulama ini berkata “Saya tidak
tahu”. Kata-kata “Saya tidak tahu” tersebut tentu akan menurunkan kredibilitas
keilmuannya. Apalagi jika ulama tersebut telah terjun dan mengambil posisi
dalam dunia politik (bagaimana mungkin seorang cendekia, seorang alim, seorang
tokoh politik yang tentu membutuhkan popularitas, berkata “Saya tidak tahu…”)
Baiklah, kita maklumi saja beberapa ‘ulama’ ini ketika
mereka berkata bahwa mereka tidak tahu dan tidak memahami fikrah Al Qaidah,
atau mereka mungkin merasa tidak perlu peduli atau tidak memiliki perhatian
untuk mempelajari manhaj Al Qaidah. Kita juga mungkin harus memaklumi, para
ulama ini tentu memiliki alasan mereka tersendiri yang membuat mereka tidak
memiliki perhatian untuk membaca atau berusaha menelaah manhaj Al Qaidah. Atas
nama kebebasan individu, mereka berhak untuk melakukan itu, dan menjadi alasan
yang cukup untuk menghentikan kita dari mengganggu mereka dengan bertanya soal
ini.
Tetapi kemudian salah seorang ‘kibarul ulama’ berkata
ketika ia ditanya oleh salah seorang wartawan tentang panji/slogan Al Qaidah,
“Saya tidak begitu memperhatikan manhaj Al Qaidah tetapi jika segala sesuatu
yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia ini merupakan bagian dari rencana
Al Qaidah, maka ini satu hal dan kenyataan yang buruk”. Demikian kurang lebih
ia berkata.
Ini yang dikatakan oleh salah seorang ‘ulama besar’ di
Iraq, dan banyak ‘ulama’ yang lain meniru kata-katanya, baik ulama di Iraq
maupun di luar Iraq, sehingga kata-kata semakna ini menjadi kelaziman yang
diucapkan.
(Jadi mereka ini berkata “Saya tidak tahu tentang Al
Qaidah”, tetapi mereka juga berkata “Al Qaidah adalah sumber segala keburukan
dan kemalangan di dunia ini”. Pent)
Jika kita menerima hal ini sebagai hak dari para
‘ulama’ untuk bersikap dan menyatakan demikian, maka kita juga jadi tidak punya
hak untuk menyalahkan masyarakat barat yang atas dasar ketidaktahuannya menuduh
Islam sebagai agama fasisme, kebodohan, dan keterbelakangan.
Masyarakat barat ini menyatakan hal tersebut, karena
mereka secara nyata memang melihat beberapa aspek keterbelakangan pada sebagian
kecil masyarakat muslim migrant yang tinggal di negeri-negeri mereka (negeri
barat). Sehingga mereka langsung menyimpulkan dengan timbangan ‘mayoritas yang
hebat dan megah’ dengan ‘minoritas yang tersisih dan terbelakang’, tanpa
berusaha mencari atau menyelidiki realitas Islam dan dasar-dasar ajarannya yang
benar. Karena ketidaktahuannya itu mereka menuduh Islam dengan segala prasangka
apa saja yang mereka mau!!!
Tidakkah ini dapat dipertanggungjawabkan?
Bisakah para cendekiawan dan ulama muslim itu
menyalahkan masyarakat barat karena mereka telah menuduh Islam dengan segala
tuduhan yang tidak beralasan itu, dan mereka menyimpulkan demikian semata
berdasarkan pandangan sekilas tanpa memahami realitas yang hakiki? Dan mereka
telah menggunakan analogi yang keliru tetapi mereka menganggap dirinya cukup
berhak menghakimi Islam, karena mereka merasa sedemikian ‘modern’ untuk
memahami Islam dan segala aspek realitasnya, karena segala ‘bahan kuliah’
tentang Islam itu tersedia luas di website-website internet… Mereka merasa
cukup kapabel untuk memberikan penilaian tentang Islam tanpa mengumpulkan
informasi yang valid dan menyeluruh atau mereka merasa bisa membuat penilaian
setelah mengakui bahwa mereka tidak peduli dengan seluruh realitas Islam
itu?!!!
(Tentu para ulama itu akan berkata, bahwa masyarakat
barat tidak adil ketika mereka menuduh Islam tanpa tahu hakikat kebenaran
Islam. Tentu para ulama itu juga akan berkata, bahwa masyarakat barat tidak
adil ketika mereka mengakui bahwa mereka tidak memiliki cukup informasi yang
benar tentang Islam tetapi mereka tetap juga menuduh Islam dengan segala
tuduhan yang keliru itu. Pent.)
Jika Anda bertanya pada seorang remaja di pegunungan
Himalaya, atau seorang tua di pedalaman Afrika, atau seorang pejalan kaki di
jalan-jalan kota New York, tentang Al Qaidah dan apa tujuannya, mereka pasti
akan merespon pertanyaan Anda dengan segera dan antusias, apakah mereka pro
ataupun kontra dengan Al Qaidah, dan Anda tidak akan mendapati mereka berkata
“Saya tidak tahu”, karena itu satu hal yang tidak dapat diterima! Karena
kenyataannya tidak ada satupun gerakan atau organisasi yang sedemikian luas
dikenal/terkenal saat ini seperti Al Qaidah, baik oleh mereka yang mendukungnya
atau mereka yang kontra terhadapnya. Tetapi jika Anda bertanya pada para
‘ulama’ kita tentang Al Qaidah mereka berkata mereka tidak tahu. Sungguh satu
ironi, kita bisa mengistilahkannya ‘mushibah keulamaan’.
Jika Anda bertanya pada para ‘ulama’ ini tentang teori
relativitas, tentu mereka akan merespon Anda segera dan antusias entah respon
itu benar atau keliru, karena dalam kebanyakan kesempatan mereka tentu tidak
berani berkata “Saya tidak tahu” tentang teori yang terkenal ini.
Betapa memalukan bagi masyarakat berbudaya jika tidak
tahu sedikitpun tentang teori relativitas.
Bahkan orang yang tidak berpendidikan sekalipun akan
menghindari berkata “Saya tidak tahu”,lalu mengapa para ulama begitu mudah
berkata “Saya tidak tahu”?
Apakah teori relativitas lebih popular dan mudah
dimengerti ketimbang Al Qaidah?
Atau apakah manhaj Al Qaidah begitu rumitnya melebihi
rumitnya teori relativitas?
Di antara tanda-tanda umum gerakan yang sukses dalam
sejarah, ialah bahwa manhaj gerakan itu harus:
Sangat jelas
Sangat simple/sederhana
Sangat dapat diterima
Dan tujuan dari gerakan tersebut haruslah:
Tepat dan akurat
Dapat diteliti dan dieksporasi
Memenuhi harapan dari siapa saja yang mengembannya
Mengenai manhaj Al Qaidah di mana banyak orang
mengklaim tidak memahaminya, maka Al Qaidah tidak memiliki manhaj yang lain
selain Din Islam yang telah mengangkat status ulama itu.
Jika Komunisme mendasarkan metodologi dan manhajnya
berdasarkan fikrah Marx dan Hegel, dan menjadikan pemikiran mereka ini sebagai
din (agama), maka Al Qaidah menjadikan Din Islam sebagai manhajnya. Sungguh
satu perbedaan seperti langit dan bumi, membandingkan antara orang yang
mengambil pemikiran manusia sebagai din dengan orang yang mengambil Din Allah
sebagai manhajnya.
Front peperangan melawan terorisme yang dilancarkan
Rejim Pemerintah Amerika terbagi dalam tiga bagian:
1.Menyerang basis terorisme di Afghanistan dan
memotong jalur bantuannya
2.Melindungi Amerika dari berbagai serangan
selanjutnya
3.Memerangi pemikiran terorisme dan mengalahkannya
Dan dengan mengetahui tiga front perang ini, kita
segera menyadari bahwa mereka (Amerika) akan kalah.
Mereka telah gagal di tahap pertama, karena para
‘teroris’ itu tidak memiliki satu basispun di tempat itu, yang dapat/layak
dijadikan sasaran penyerangan, dan apa yang kita sebut sebagai ‘kamp pelatihan’
di Afghanistan itu lebih tepat disebut wilayah tanah tandus ketimbang sebuah
kamp pelatihan.
Sementara melindungi Amerika dari serangan
selanjutnya, maka itu adalah satu hal yang sulit dicapai. Dan berkurang atau
tidak adanya serangan terhadap Amerika pada saat akhir-akhir ini bukan berarti
serangan terhadap Amerika berhenti dilancarkan. Ini hanya masalah waktu, karena
setiap misi telah ditetapkan jadualnya. Serangan 9/11 yang legendaris itu
membutuhkan tidak kurang dari 5 tahun waktu untuk persiapannya. Dan sebagai
sebuah rencana, maka ia sudah dicetuskan 20 tahun sebelumnya (semenjak
penyerangan Libanon pada dekade 80an sebagaimana dikatakan Sheikh Usamah bin
Ladin).
Sementara target untuk ‘memotong’ sumber inspirasi dan
membuat Al Qaidah mati sebelum berkembang, dengan cara memerangi dan
mengalahkan ideologi/fikrah ‘teroris’, maka pada hakikatnya adalah memerangi
fikrah Islam.
Khusus dalam front ini, kami tidak akan terlalu
terlibat dalam pertempuran, karena ini adalah medan pertempuran antara kaum
‘Neo Konservatif’ dan ideologi Globalisme mereka melawan Allah Yang Maha
Perkasa, yang telah menurunkan Din Islam ini. Siapakah nanti pemenangnya?
Sebuah kenyataan yang tidak memerlukan klarifikasi panjang lebar jika yang
membaca ini adalah seorang muslim atau setidaknya mereka para ‘ulama’ muslim
itu.
Panji/slogan Al Qaidah sangat sederhana. Ia berbunyi:
“Al Quran yang memberi petunjuk dan pedang yang
memberi pertolongan”
(Seperti kata-kata Sheikhul Islam Ibnu Taimiyah,
ketika mengomentari ayat 25 Surat Al Hadid, “… dan Din Islam ini ditegakkan,
bersama Kitab [Al Quran] yang memberi petunjuk, dan besi [pedang] yang memberi
pertolongan”)
Ini lebih komprehensif dan lebih ringan ketimbang
slogan berbagai organisasi dan jamaah Islam. Dan tentu ini lebih pendek dari
slogan
“Singgasana kekuasaan adalah tujuan kami
Dan Barat adalah teladan kami
Dan referendum-pemilu adalah Quran kami
Dan hidup di jalan parlemen adalah cita kami
tertinggi”
Sementara tujuan Al Qaidah…
Maka ia bukanlah satu hal yang sangat pelik seperti
soal logaritma
Atau soal persamaan al jabar lainnya.
Tujuan Al Qaidah sederhana dan jelas
Di antara tujuan taktisnya adalah:
“Aku bersumpah demi Allah, Yang Maha Perkasa, Yang
telah menegakkan langit tanpa tiang, Amerika dan mereka yang tinggal di Amerika
tidak akan pernah merasakan keamanan dan kedamaian, hingga kami merasakan
keamanan dan kedamaian di Palestina, dan hingga seluruh tentara kafir dan
kekuatan kafir keluar dari Bumi Suci kelahiran Nabi shallahu’alaihi wa salam”.
Allahu Akbar!
Kemuliaan hanya milik Islam
Dan keberkahan serta keselamatan semoga dicurahkan
Allah atas Anda semua
Yang sangat membutuhkan Allah
Abdur Rahman Faqeer
———————————–
Penerjemah : al-Akh Ansar
Mujahidin/altawbah