Jumat, 22 November 2013

Tausiyah Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi Kepada Mujahidin Syam





Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi [semoga Allah membebaskannya dari penjara rezim sekuler Yordania] kembali menulis taushiyah ringkas untuk mujahidin Islam di Suriah. Taushiyah itu berjudul “Tidak seperti wanita yang rela anaknya dibelah”, ditulis oleh beliau pada Selasa, 1 Muharram 1435 H/5 November 2013 M dan dimuat oleh situs resmi beliau, Mimbar At-Tauhid wal Jihad, pada Ahad (17/11/2013).

Mengingat penting dan berharganya taushiyah terbaru Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi ini, arrahmah.com menerjemahkannya untuk para pembaca budiman. Semoga bermanfaat.
****
“Tidak seperti wanita yang rela anaknya dibelah”

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Tidak ada orang yang memahami agamanya, mengilmui syariatnya, antusias terhadap kebaikan jihad dan mujahidin, dan mengkhawatirkan nasib Islam dan kaum muslimin; yang akan rela jika jihad terbelah atau mujahidin terpecah-belah, atau mempertentangkan antara dakwah tauhid dengan jihad demi menegakkan tauhid, atau memutuskan sebagian dakwah tauhid dari jihad, atau membagi-bagi para pembela tauhid dan pengikut dakwah tauhid menjadi pengikut fulan A dan pengikut fulan B.

Justru orang-orang yang rela atas hal itu adalah orang yang paling bodoh dan paling berbahaya terhadap dakwah dan jihad. Mereka memutuskan perkara yang Allah telah memerintahkan untuk disambung, dan mereka senang apabila para pejuang agama ini tetap berpecah-belah dan tercerai berai dalam banyak golongan, tanpa disatukan oleh ikatan tauhid yang menyatukan mereka!

Orang yang tidak cukup dengan dua hal ini
Semoga Allah tidak melindunginya dari buruknya musibah-musibah zaman
Orang yang tidak cukup dengan dua hal ini
Semoga Allah tidak menyembuhkan sakit hati dan badannya
Orang yang tidak cukup dengan dua hal ini
Semoga Allah Rabbul ‘Arsy melemparnya dengan kekurangan dan keterhalangan Orang yang tidak cukup dengan dua hal ini.

Mereka itu tidak mungkin menjadi pembela-pembela jihad dan tidak pula pecinta-pecinta jihad yang tulus. Justru mereka seperti seorang wanita yang mengklaim secara dusta dan zalim, sementara ia sendiri menelantarkan anaknya, lalu ia rela anak yang tiada hubungan darah dengannya dibelah. Ia mengklaim anak tersebut adalah anaknya. Seandainya klaimnya benar, tentulah ia akan merasa sayang kepada anak tersebut, tidak rela jika anak itu dibelah atau dikoyak-koyak atau dicerai-beraikan tulang belulangnya.

Sudah pasti bisa diterima jika [klaim] wanita itu disangkal dari anak tersebut, dicela karena ia bukan ibunya yang sebenarnya, ia tidak peduli dengan nasib anak tersebut, anak tersebut tidak memiliki kaitan apapun dengannya atau ia tidak memiliki kaitan apapun dengan anak tersebut —seperti dilakukan oleh ibu kandung sebenarnya dari anak tersebut, yang sangat mengasihi dan menyayanginya—. [Ia sudah pasti layak ditolak klaimnya dan dicela dengan celaan-celaan tersebut] karena ia rela anak tersebut dibelah, dikoyak-koyak dan dicerai-beraikan anggota badannya.

Tidak diragukan lagi bahwa para pembaca tulisanku ini sudah mengerti perumpamaan yang saya isyaratkan dan saya jadikan landasan di sini, yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahih Al-Bukhari, pada Kitab Al-Faraidh, Bab Jika Seorang Wanita Mengklaim Seorang Anak. Hadits itu mengisahkan Nabi Sulaiman ‘alaihi salam dan dua orang wanita yang bersengketa tentang seorang anak, setelah seekor srigala membawa lari seorang anak dari salah satu wanita tersebut. Saya menulis tulisan ini setelah sampai berita kepadaku bahwa sebagian orang nekat mengenakan pakaian peran wanita yang mengklaim secara dusta tersebut dan memerankan peran wanita yang meratap secara dusta.

Seandainya mereka jujur dalam meratapi kondisi umat Islam, persekongkolan musuh-musuh terhadap umat Islam dan agama Islam, memilukan mereka kondisi jihad melawan musuh-musuh Islam dan pengeroyokan musuh-musuh Islam terhadap jihad; niscaya mereka tidak akan rela melakukan peran seperti ini. Tentulah mereka akan termasuk golongan yang difirmankan oleh Allah Ta’ala:

وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya serta mereka takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’du [13]: 21)

Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah Ta’ala dan mengatakan perkataan yang lurus. Maka kami katakan sebagai penjelasan sikap kami terhadap kelompok-kelompok mujahidin di Suriah, sekaligus sebagai nasehat kepada orang-orang yang berkepentingan dengan urusan jihad: Kami memberikan loyalitas dan menolong setiap orang yang mengangkat panji tauhid dari kalangan saudara-saudara kami mujahidin di Suriah, juga setiap orang yang berjihad demi menolong dan memenangkan panji tauhid, tanpa membeda-bedakan antara satu kelompok jihad dengan kelompok jihad lainnya; dan di barisan pelopor mereka adalah saudara-saudara kami dalam kelompok Jabhah Nushrah dan saudara-saudara kami dalam kelompok Daulah Irak dan Syam.

Kami tidak rela jika kelompok-kelompok mujahidin dipecah-belah. Kondisi itu sungguh menyedihkan kami dan kami mengajak mereka untuk bersatu di bawah panji tauhid dan di bawah kepemimpinan seorang Amir. Jika hal itu sulit dilakukan, maka minimal hendaknya mereka bersatu di bawah naungan Majlis Syura yang mengumpulkan mereka dan menyatukan suara mereka. Kami tidak rela kurang dari hal itu. Bahkan kami berharap ikut disatukan bersama mereka setiap kelompok jihad lainnya yang sepakat mereka dalam perkara ushul [akidah dan manhaj].

Selain itu harus ditonjolkan dan didahulukan [dijadikan pimpinan] saudara-saudara kita dari penduduk Suriah asli di bagian depan dan sendi-sendi [bagian-bagian Majlis Syura] yang paling penting. Hal itu karena kita dan setiap orang yang berakal sehat mengetahui bahwa peperangan ganas yang diterjuni oleh mujahidin pada hari ini di Suriah tidak mungkin akan dimenangkan dengan tercerai-berainya mujahidin atau dimenangkan oleh satu kelompok jihad sendirian.

Bagaimana mujahidin rela untuk tetap bercerai-berai, sementara kekuatan-kekuatan kekafiran dengan beragam jenisnya, yaitu kelompok Bathiniyah [rezim Nushairiyah Suriah, pent], kelompok salibis dan rezim-rezim Arab yang murtad, mereka semua melakukan konspirasi terhadap mujahidin. Kekuatan kafir yang beragam jenis tersebut telah bersatu padu dan bersekongkol menghadapi panji mereka dan jihad mereka.

Menghadapi persatuan dan persekongkolan kekuatan musuh ini, tidak ada yang layak dilakukan mujahidin selain menyatukan barisan, mencairkan perselisihan, mencampakkan kepentingan-kepentingan pribadi dan mengedepankan kepentingan [maslahat] jihad yang menyeluruh daripada sebagian kepentingan [maslahat] yang lebih lemah atau parsial, yang sebenarnya bisa direalisakan secara cepat setelah mujahidin meraih kemenangan dan kekuasaan. Persatuan akan membuat marah orang-orang kafir, melegakan hati orang-orang yang bertauhid dan menguatkan barisan mujahidin.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaf [61]: 4)

Pertama: Kami mengingatkan mujahidin akan pentingnya mengindahkan siyasah syar’iyah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam, khususnya di awal-awal pendirian daulah dan sebelum kaum muslimin memiliki kekuatan [dominan] di Madinah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam mengindahkan aliansi-aliansi yang ada pada saat itu, beliau mengikat perjanjian damai bahkan dengan orang-orang Yahudi, dan beliau tidak membatalkan perjanjian tersebut sampai daulah Islam kuat dan orang-orang Yahudi sendiri yang membatalkannya.

Beliau juga tidak memulai benturan dengan orang-orang munafik, meskipun mereka menyakiti beliau. Beliau membiarkan mereka dan menunda mereka sampai saat kaum muslimin kuat. Beliau memaafkan gangguan mereka dan tidak mempedulikan gangguan orang-orang lainnya, sehingga masyarakat tidak mengatakan bahwa Muhammad membunuh kawan-kawannya sendiri. Beliau juga mempertimbangkan situasi masih barunya orang-orang masuk Islam.

Kedua: Kami mengingatkan mujahidin bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam mengindahkan sunnah-sunnah kauniyah [sunatullah, hukum alam] dan sarana-sarana, mengkaji pertimbang-pertimbangan kekuatan dan kelemahan, dan menimbang sedikit – lemahnya kekuatan dan banyak-kuatnya kekuatan. Padahal beliau shallallahu ‘alaihi wa salam adalah pemimpin orang-orang yang bertawakal, bersabar dan yakin.

Ketiga: [Kami juga mengingatkan mujahidin bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam] mengindahkan belum lamanya masyarakat meninggalkan zaman jahiliyah dan belum kokohnya keislaman dalam hati banyak masyarakat. Ini termasuk hal-hal yang dipertimbangkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam. Sebab, meskipun beliau meleburkan mayoritas masyarakat dalam kelompok Muhajirin dan Anshar, namun beliau tidak menabrak atau tidak melupakan perkara yang telah berakar kokoh dalam hati masyarakat, yaitu sikap masyarakat yang mendahulukan tokoh-tokoh mereka dan mengikuti pemimpin-pemimpin mereka serta bermusyarawah dengan orang-orang bijak mereka saat terjadi peristiwa-peristiwa penting.

Sirah nabawiyah menjadi bukti atas hal itu dan penuh dengan peristiwa itu. Maka barangsiapa ingin membakar tahapan-tahapan itu, tergesa-gesa meniadakan pertimbangan-pertimbangan seperti ini dan melompatinya, niscaya ia telah tergesa-gesa untuk meraih suatu perkara sebelum waktunya tiba dan ia tidak mengindahkan siyasah nabawiyah. Ia hanya akan memetik tercerai-berainya lingkaran konflik dan membuka banyak front dalam waktu yang bersamaan. Dan hal itu bukanlah siyasah Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.

Keempat: Oleh karena itu, kami senang untuk jihad di Suriah, jika qiyadah [kepemimpinan]nya dan orang-orang yang ditonjolkan di bagian mukanya adalah saudara-saudara kita orang-orang yang bertauhid dari penduduk Suriah sendiri. Kami memandang hal itu merupakan sebuah maslahat yang kami telah mengarahkan saudara-saudara kita mujahidin di berbagai penjuru medan jihad. Kami tidak senang jika pertimbangan ini diabaikan, lantaran klaim bahwa hal ini berarti mengaitkan jihad dengan pembagian-pembagian jahiliyah perjanjian Sykes – Picot.

Kita tidak mengaitkan jihad dengan perjanjian jahiliyah seperti itu, namun kita mengaitkan jihad dengan kitab Allah [Al-Qur'an] yang mengindahkan hal itu dalam pemilihan para nabi. Maka mengindahkan hal itu untuk pemilihan selain nabi adalah lebih layak lagi. Demikian pula kita mengaitkannya dengan sirah nabawiyah yang mengindahkan pertimbangan ini dan tidak mengabaikannya dalam banyak peristiwa.

Kelima: Saya mengingatkan sangat pentingnya menyadari perbedaan yang sangat jelas antara imarah [kepemimpinan jama'ah] perang dan jihad atau imarah-imarah sebelum kemenangan [tegaknya daulah Islam] dengan Imarah mukminin dan daulah yang telah meraih kemenangan, terlebih lagi khilafah Islamiyah. Berinteraksi dengan substansi, ukuran yang sebenarnya, dan penamaan yang sesuai syariat dan realita akan menempatkan semua perkara sesuai kadar ukurannya yang benar, dan tidak akan menimbulkan dampak buruk yang tidak disukai atau membebaninya dengan beban yang tidak sanggup ia pikul.

Keenam: Saya mengajak saudara-saudara kami kaum muslimin secara umum dan para pembela agama ini secara khusus untuk menolong panji tauhid di Suriah. Hendaknya mereka jeli memandang makar-makar para musuh Islam dan para penguasa thaghut yang membuat makar terhadap jihad dan mencitrakan secara buruk jihad dan mujahidin. Waspadalah dari membenarkan kebohongan para penguasa yang kafir atau membantu mereka dalam melakukan kebatilan mereka.

Ketujuh: Secara khusus, saya juga mengajak saudara-saudaraku para penuntut ilmu [ulama, ustadz dan santri, pent] untuk menolong panji yang diberkahi ini, membelanya, dan membantu untuk menyatukan kelompok-kelompoknya. Bukannya [membantu dalam] mencerai-beraikannya dengan sifat fanatisme atau memihak sebagian kelompok tersebut, sebab orang yang memihak tidak akan bisa membedakan. Hendaknya mereka mengetahui bahwa saudara-saudara mereka mujahidin telah meminta mereka untuk berangkat berjihad dan mujahidin meminta pertolongan mereka.

Mujahidin telah berulang-kali memintaku untuk mengingatkan kalian akan hal ini. Sebab mujahidin sangat membutuhkan pertolongan para penuntut ilmu, dengan jiwa mereka, senjata mereka, lisan mereka, dan leher-leher mereka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian para penolong (agama) Allah!” (QS. Ash-Shaf [61]: 14)

Saya menulis tulisan ini sebagai pertolongan kepada panji tauhid dan nasehat bagi jihad dan mujahidin. Juga untuk memenuhi keinginan dan permintaan mujahidin yang meminta nasehat dariku. Seandainya mereka tidak meminta nasehat dariku sekalipun, sesungguhnya menasehati mereka merupakan sebuah kewajiban bagiku. Apalagi mereka telah meminta kepadaku dan menyampaikan kepadaku bahwa mereka mengindahkan nasehat-nasehatku dan tidak mengabaikan arahan-arahanku, bahkan mereka mengajarkan tulisan-tulisanku kepada pasukan mereka.

Saya memohon kepada Allah semoga menerima amal kami dan amal mereka, menyatukan barisan mujahidin, menjayakan panji tauhid dan menjungkirkan panji-panji kesyirikan, memenangkan kita atas musuh kita, menyerahkan bahu-bahu mereka kepada kita dan menguasakan leher-leher mereka kepada kita.

Ditulis oleh pelayan mujahidin
Abu Muhammad Al-Maqdisi

1 Muharram 1435 H

Tausiyah Syaikh Abu Qotadah Kepada Mujahidin Syam




Salah satu penyakit ganas yang telah mencerai-beraikan hasil-hasil jihad di bumi Afghanistan, Bosnia, Chechnya, dan banyak bumi jihad lainnya adalah perpecahan dan perselisihan di antara sesama mujahidin. Setiap kelompok jihad merasa dirinya yang paling benar, paling berjasa, paling kuat, dan paling berhak untuk berkuasa. Setiap kelompok jihad enggan menerima saran, nasehat, dan kritikan dari kelompok jihad lainnya, apalagi dari ulama dan tokoh-tokoh Islam yang tidak berada di medan jihad. 


Sikap merasa paling benar, paling berjasa, dan paling berhak berkuasa mengakibatkan sebuah kelompok jihad enggan untuk menghargai kelompok-kelompok lain, bekerja sama dengan kelompok-kelompok lain, bersatu dalam wadah majlis syura, dan tunduk kepada keputusan majlis syura kelompok-kelompok jihad.



Sikap merasa “paling” dalam segala hal tersebut akan menimbulkan tindakan-tindakan arogan kepada kelompok-kelompok jihad lainnya. Dampaknya persatuan, perdamaian dan perbaikan di antara sesama kelompok jihad sulit diwujudkan, karena ada sebagian kelompok jihad yang selalu ingin menang sendiri.



Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini alias Umar bin Mahmud Abu Umar, ulama mujahidin yang saat ini mendekam dalam penjara rezim sekuler Yordania, memandang benih-benih perpecahan dan perselisihan di antara kelompok-kelompok jihad tersebut saat ini mulai merebak di bumi jihad Suriah. Sebagai bentuk kecintaan beliau kepada jihad dan mujahidin, Syaikh Abu Qatadah menulis nasehat-nasehat berharga untuk mujahidin Islam di Suriah. Nasehat tersebut berjudul “Risalatun li-ahlil jihad bisy-Syam” dan dimuat oleh situs Mimbar At-Tauhid wal Jihad pada awal November 2013 M. Berikut terjemahan nasehat berharga beliau tersebut:



***

“Pesan Untuk Mujahidin di Syam”



Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


dengan nama-Nya kita meminta pertolongan



Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi yang terpercaya, Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba’du.


Senin, 21 Oktober 2013

Komandan Abu Mush'ab Az Zarqawi Rahimahullah – Dari Seorang Pemuda Keras Kepala Hingga Menjemput Syahid (Insya Allah) Sebagai Perintis Daulah Islam






VOA-ISLAM.COM - Sejarah Islam akan menggoreskan tinta emas bagi para pahlawannya yang rela mengorbankan harta berharga satu-satunya yaitu nyawa, demi tegaknya Islam. Abu Mush’ab Az Zarqawi sebagai sosok pionir gerakan jihad di Irak telah meletakkan pondasinya dalam melawan thaghut Amerika, hingga berdirinya Daulah Islam Irak.

Maka menjadi hal yang penting mengenal sosok Abu Mush’ab Az Zarqawi, agar para pejuang di negeri ini bisa meneladani jejak langkahnya untuk mewujudkan tegaknya Islam di Indonesia.

Pertumbuhannya

Dia adalah Ahmad Fadhil Nazal Al Khalailah, seorang revolusioner dan dikenal sebagai pemimpin kaum militan Al Qaidah di Iraq. Abu Mush’ab Az Zarqawi adalah orang yang paling diburu di daerah Yordania dan Iraq, karena keterlibatannya sebagai perencana utama sejumlah aksi-aksi kekerasan dengan target pemerintahan  Iraq, Yordania dan Amerika Serikat. Dilahirkan di Zarqa, Yordania pada tanggal 20 Desember 1966. Dia dijuluki Abu Mush’ab Az Zarqawi, yang dinisbatkan kepada kota Az Zarqa’ tempat beliau lahir.
 
Az Zarqawi muda
Abu Mush’ab Az Zarqawi menghabiskan masa kecilnya di distrik Ramzy, salah satu titik kumuh berpenduduk padat, kota Az Zarqa’. Hingga sekolah menengah tingkat atas, Abu Mush’ab Az Zarqawi belajar di kota Zarqa. Menginjak dewasa, beliau menjadikan masjid Abdullah bin Abbas sebagai rumah ke duanya. Di masjid inilah Abu Mush’ab Az Zarqawi mulai merajut kembali tali persahabatan baru. Teman-teman barunya kebanyakan berasal dari jamaah Islam. Jamaah yang berbeda-beda, namun sama-sama berusaha mendorong kaum muda untuk berjihad. Hingga ide jihad dan mati syahid tumbuh berkembang dalam diri Abu Mush’ab Az Zarqawi. Dengan demikian langkahnya pun mantap untuk meninggalkan seluruh kenangan masa kanak-kanak dan remajanya.

Jumat, 18 Oktober 2013

Momen Brilian Deklarasi Daulah Islamiyah Iraq dan Syam






oleh Abdullah Muhammad Mahmoud
Muassasah Dakwatul Haq Lie Dirosati wal Buhuts

Shoutussalam.com Sebuah langkah sejarah telah mengejutkan kawan dan lawan setelah adanya deklarasi dari Amir Daulah Islamiyah Iraq, Syaikh Abu Bakar al Hussaini al Quraisy al Baghdady bahwa mujahidin Daulah Islamiyah adalah orang orang yang memerangi rezim Suriah selama beberapa bulan terakhir ini dibawah bendera "Jabhatun Nusrah li Ahli Syam min Mujaahidin Syam fie Saahatil Jihad" dan bahwasannya Jabhat al Nusrah merupakan perpanjangan dan bagian dari Daulah Islam Iraq.

Jika kita mengamati sejak awal munculnya Jabhat al Nusrah, pimpinan umum Jabhat al Nusrah "Abu Muhammad Al Jaulany"  diperkenalkan dengan istilah "Mas ul Am" (pimpinan umum) bukan "Amir" seperti yang biasa digunakan oleh kelompok Jihady, dan kini telah kita temukan alasannya.

Syaikh Aiman Az Zawahiri: Arahan-arahan Umum Untuk Perjuangan Jihad




(Arrahmah.com) – Yayasan Media As-Sahab, bidang media Tanzhim Al-Qaeda Pusat, pada bulan Dzulqa’dah 1434 H bertepatan dengan pekan ketiga September 2013 M merilis tulisan Amir Al-Qaeda Syaikh Aiman az-Zhawahiri. Syaikh Aiman az-Zhawahiri menjelaskan secara singkat dan padat arahan-arahan umum untuk gerakan jihad. Rilisan As-Sahab tersebut secara resmi dipublikasikan oleh Al-Fajr Media Center. Berikut ini terjemahan tulisan beliau.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Yayasan Media As-Sahab
mempersembahkan

“Arahan-arahan Umum untuk Perjuangan Jihad”
Syaikh Aiman az-Zhawahiri
1434 H

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Arahan-arahan Umum untuk Perjuangan Jihad


Sekilas Awal Penegakan Daulah Islam




Pada bulan Januari 2006, Tandzim Al-Qo’idah fi Biladir Rofidain bersama dengan kelompok Jihad Sunni di Irak lainnya, membentuk sebuah wadah perjuangan bersama, sebagai upaya penyatuan barisan Jihad dan Mujahidin agar perjuangan dan perlawanan semakin terarah dan pertolongan Alloh Subhana wa ta’ala-pun semakin tercurah kepada mereka.

Sekilas Tentang Majelis Syuro Mujahidin

Majelis Syuro Mujahidin adalah gabungan dari beberapa Jamaah Jihad Sunni di Irak, yaitu:
1. Tandzim Al-Qaeda Irak
2. Jaisy Thoifah Manshuroh
3. Saroya Anshor Tauhid
4. Saroya Jihad Islami
5. Saroya Al-Ghuroba
6. Kataib Al-Ahwal

Belakangan, ada dua Tandzim jihad lain di Irak yang turut bergabung dalam Majelis Syuro, yakni Jaisy Anshar Al-Sunnah Wal Jama’ah dan Kataib Al Murobithin.

Kamis, 17 Oktober 2013

Syaikh Omar Bakri: Baiat Amir Jabhah Nushroh Saling Menguatkan!






Diakhir acara Multaqod Dawiy Ke-3 FAKSI, Syekh Omar Bakri Muhammad yang pada acara tersebut menjadi pembicara kunci (Key Note Speaker) ditanya seputar kondisi terakhir Suriah, khususnya kabar bai’atnya Amir (pimpinan) Jabhah Nushroh kepada Amir (pimpinan) Al Qaeda, Syekh Ayman Al Zawahiri. Berikut jawaban beliau.

Syekh Omar Bakri Muhammad, ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang mukim di Lebanon menjelaskan bahwa terkait bai’at Amir (pimpinan) Jabhah Nushroh, Syekh Al Fatih Abu Muhammad Al Jaulani kepada Amir (pimpinan) Al Qaeda, Syekh Ayman Al Zawahiri adalah bai’at yang saling menguatkan. Karena, jelas beliau, sebelumnya Syekh Al Jaulani juga sudah membai’at terlebih dahulu Syekh Abu Bakar Al Husaini Al Quraisy Al Baghdady, Amir (pimpinan) Daulah Islam Di Iraq Dan Syam. Jadi, menurut beliau, bai’at yang satu dengan bai’at yang lainnya adalah bai’at yang saling melengkapi.

Tanggapan Syaikh Abu Bashir At Tartusiy Terkait Deklarasi Daulah Islam Iraq dan Syam





Shoutussalam.com Langkah spektakuler yang dilakukan oleh amir Daulah Islamiyah Iraq, Syaih Abu Bakar al Baghdady hafidzahullah dengan mendeklarasikan Deklarasi Daulah Islamiyah Iraq dan Syam dan mengumumkan adanya keterikatan antara Jabhatun Nusrah dengan Daulah Islam Iraq mengejutkan berbagai kalangan yang berkecimpung pada Jihad Suriah, baik itu dari kawan maupun lawan. Beberapa kekhawatiran muncul meski tak sedikit juga yang gegap gempita menyambut deklarasi dari Syaikh al Baghdady.

Alhamdulillah situasi tersebut bisa diredakan dengan adanya pernyataan dari Pimpinan Umum Jabhatun Nusrah Abu Muhammad al Jaulany hafidzahullah dengan pernyataan audio sehari setelah deklarasi tersebut diumumkan. Dalam rilis audio berdurasi 7:17 menit tersebut beliau meyakinkan rakyat Suriah tentang komitmen mereka pada perjuangan pembebasan tanah Syam dan tidak menepikan kalangan ulama serta kelompok Jihad lain di Suriah.

Rabu, 16 Oktober 2013

Manhaj Al Qaidah: Apakah Ia Berasal dari Planet Merkurius?




Sungguh mengherankan mendapati banyak ‘ulama’, ketika mereka ditanya oleh berbagai chanel berita tentang pandangan mereka terhadap Al Qaidah, para ulama dan cendekiawan muslim ini berkata, mereka tidak memahami manhaj perjuangan Al Qaidah, mereka tidak mengerti metodologi Al Qaidah!!!

Apakah manhaj Al Qaidah begitu sulit dan rumitnya, sehingga bahkan para ulama muslim tidak bisa memahaminya?

Ataukah fikrah Al Qaidah itu sedemikian misterius?

Benarkah mafahim Al Qaidah sedemikian peliknya sehingga para ulama tidak mampu memahaminya secara menyeluruh?

Senin, 14 Oktober 2013

Jabhah Nushrah Membaiat Syaikh Aiman Az Zawahiri; Sebuah Klarifikasi Kepada Daulah Islam Iraq dan Syam





DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pada hari Selasa, 28 Jumadil Ula 1434 H bertepatan dengan 9 April 2013 M, Yayasan Media Al-Furqan sebagai sayap media Daulah Islam Irak bekerja sama dengan Al-Fajr Media Center merilis pesan audio Amir Daulah Islam Irak, Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi. Pesan audio berdurasi 21 menit 26 detik itu berjudul “Dan berilah kabar gembira kaum muslimin” dan menyampaikan suatu hal yang sangat mengejutkan semua pihak: Pengumuman berdirinya Daulah Islam Irak dan Syam.

Sehari setelah itu, Rabu, 29 Jumadil Ula 1434 H bertepatan dengan 10 April 2013 M, Yayasan Media Al-Manarah al-Baidha’ sebagai sayap media mujahidin Jabhah Nushrah merilis pesan audio pemimpin umum Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani. Dalam pesan audio berjudul “Haula Saahat asy-Syam” (Seputar Kondisi Medan Syam) dan berdurasi 7 menit 15 detik tersebut, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani menyampaikan sejumlah klarifikasi:

Kaum Muslimin dan Mujahidin Somalia Sambut Gembira Berdirinya Daulah Islam Iraq dan Syam


MOGADISHU (Arrahmah.com) – Deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam oleh Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Baghdadi hafizhahullah pada bulan April 2013 M lalu mendapat sambutan hangat kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya adalah dari bumi jihad Somalia.

Yayasan Media Jihad Asy-Syam, salah satu sayap media Daulah Islam Irak dan Syam, di awal bulan Syawwal 1434 H / Agustus 2013 M merilis foto-foto eksklusif sambutan hangat umat Islam dan mujahidin Ash-Shabab Somalia terhadap deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam.



Ibu-ibu, anak-anak dan pria dewasa di Somalia menunjukkan dukungan dan ucapan selamat kepada Daulah Islam Irak dan Syam. Kaum ibu memegang sejumlah bendera hitam ukuran besar, bertuliskan lafal kalimat syahadat dan “Daulah Islam Irak dan Syam”. Beberapa ibu memegang poster bertuliskan “Ucapan selamat kepada Amir Daulah orang-orang merdeka, Abu Bakar sang pejuang yang senantiasa kembali berperang, sang peruntuh tembok-tembok.”

Dan Berilah Kabar Gembira Kaum Muslimin: Berdirinya Daulah Islam Iraq dan Syam



Dan Berilah Kabar Gembira Kaum Muslimin
Pesan Audio Amirul Mu'minin Abu Bakar Al Bahgdadi
tentang

Berdirinya Daulah Islam Iraq dan Syam


BAGHDAD (Arrahmah.com) – Pada hari Selasa, 28 Jumadil Ula 1434 H bertepatan dengan 9 April 2013 M, Yayasan Media Al-Furqan sebagai sayap media Daulah Islam Irak bekerja sama dengan Al-Fajr Media Center merilis pesan audio Amir Daulah Islam Irak, Syaikh Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi. Pesan audio berdurasi 21 menit 26 detik itu berjudul “Dan berilah kabar gembira kaum muslimin” dan menyampaikan suatu hal yang sangat mengejutkan semua pihak: Pengumuman berdirinya Daulah Islam Irak dan Syam.